Nov 30, 2010

Marilah Kita Bersahabat Dengan Diri Kita Sendiri


saat kita melihat orang yang lebih dari kita (lebih kaya, lebih hebat, lebih sukses, lebih pintar, lebih tampan, lebih cantik) mungkin dalam benak kita pernah berpikir seperti ini 'seandaniya aku adalah dia'. jika kita penah berpikiran seperti itu, maka kita tidaklah sendiri, karena hampir seluruh manusia di dunia ini pernah berpikir hal yang serupa. memang sangatlah manusiawi untuk mengandaikan diri kita menjadi orang yang lebih saat kita melihat orang-orang tersebut berada di sekitar kita. berandai-andai boleh saja, namun jika hal tersebut kelewat batas maka yang terjadi adalah kita menjadi rendah diri dan tidak bangga dengan diri kita. kita mulai menyalahkan keadaan karena kita tidak bisa sesukses orang yang kita andaikan tersebut dan keadaan pun tidak menjadi lebih baik.

mulai sekarang, marilah kita coba untuk lebih menghargai keadaan kita dan mencintai diri kita apa adanya. memang terkadang hal tersebut sangat sulit untuk dilakukan, karena kita harus mau mengakui dan bersahabat dengan kelemahan-kelamahan kita. namun sulit bukan berarti tidak mungkin kan? dengan mencintai diri kita apa adanya kita tidak membelenggu diri kita dengan pikiran-pikiran yang dapat merendahkan diri kita sendiri. namun menerima apa adanya di sini bukan berarti bersikap passive menerima hidup. kita juga harus senantiasa berusaha untuk menggapai impian dan cita-cita kita, dan tentu saja menikmati proses dari perjalanan tersebut.

sebenarnya, Tuhan telah menciptakan tiap-tiap manusia dengan keistimewaanya sendiri. Dia telah memberikan bakat dan keunggulan yang berbeda dari orang yang satu dan orang yang lain. dengan keyakinan ini, maka marilah kita lebih berfokus dan memaksimalkan bakat serta keunggulan yang kita miliki. sehingga kita pun akan menjadi lebih bersahabat dengan diri kita sendiri. dan di saat kita bercermin dan melihat bayangan yang muncul di sana, kita dengan yakin akan mengatakan 'aku bangga dan mencintai kamu apa adanya'

untuk mengakhiri tulisan ini, ada sebuah kutipan menarik yang mungkin bisa menyadarkan kita akan apa yang telah kita miliki dalam diri kita:

"We are always more anxious to be distinguished for a talent which we do not possess, than to be praised for the fifteen which we do possess" (Mark Twain)

Nov 29, 2010

Pelajaran Memberi


saat kita menjalani kehidupan ini dengan hanya berpikir "apa yang bisa kita dapatkan untuk diri kita sendiri di hari ini? bagaimana mendapatkan cinta dan perhatian dari orang-orang yang kita sayangi?" maka hidup sepertinya akan berlalu dengan sangat cepat sekali. kita pun sepertinya tidak memperoleh apa-apa dari yang kita harapkan tersebut. kita akhirnya mulai lelah akan kehidupan yang kita jalani, dan mulai ragu akan harapan-harapan yang ada di hadapan kita. kita menjadi orang yang merasa kekurangan dan akhirnya menjauhkan perasaan syukur dalam kehidupan kita. lebih parahnya lagi, kita mulai membenci diri kita karena kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan dan merasa tidak ada orang yang memperhatikan dan mencintai kita. akhirnya kehidupan pun serasa berjalan tidak seperti semestinya.

namun sebaliknya, saat kita menjalani hari demi hari dengan berpikir "apa yang bisa kita berikan kepada orang lain di hari ini? bagaimana memberikan cinta dan perhatian kepada orang-orang yang kita cintai dan sayangi?" maka hidup ini sepertinya akan senantiasa menunjukkan sisi terbaiknya. keluarga kita, teman-teman kita, kekasih kita, dan orang-orang di sekitar kita akan lebih bersahabat dengan kita. dan bahkan alam semesta dan seluruh isinya pun serasa tersenyum kepada kita. dengan ini, kita akan membuang jauh-jauh perasaan serba kekurangan dan menggantinya dengan perasaan berkelimpahan di dalam kehidupan kita. dengan memiliki perasaan berkelimpahan dalam hati, hal ini akan menambah kelimpahan dan kenikmatan dalam hidup dan akhirnya kita pun akan senantiasa bersyukur akan apa yang telah kita dapatkan. meskipun, hari-hari juga akan berlalu, namun setidaknya hari-hari tersebut tidak terbuang dengan sia-sia dan akan meninggalkan sebuah makna tersendiri dalam kehidupan kita.

mulai sekarang, marilah kita bersama-sama belajar untuk lebih banyak memberi (bisa berupa waktu, tenaga, pikiran, sapaan, perhatian, atau mungkin senyuman) daripada meminta. meskipun tidak ada sanjungan atau balasan langsung dari orang yang kita beri, itu bukan tugas kita untuk memikirkannya, karena Tuhan pasti akan senatiasa membalas dengan cara-Nya sendiri yang tidak kita duga.

untuk mengakiri tulisan ini, ada kutipan menarik dari seorang penulis Irlandia:

"the two actions can be considered as a kind of spiritual breathing . gratitude is where you breathe 'in'; charity is where you breathe 'out' and give back" (George Bernard Shaw)

Nov 14, 2010

Post-Rock is...



an inspiration inside your head
a lullaby beside your bed

a dew in the early dawn
a rainbow after the storm

a sunshine in the morning
a feeling when you're smiling

a land between the mountain
and the nearest solar system

a star that guide you home
a friend when you're alone

a feeling when you're in love
or when you lose someone

an air filling your lungs
a cure for heavy heart

a place where you can run
to rest your troubled mind

a happiness for which you long
that finally come





Powered by Blogger.