Jan 21, 2011

This Keyboard Hears My Confession (revision)



".... aku mencintai matahari saat terbit di pagi hari dan terbenam di sore hari.. aku yakin mereka memberikan sebuah harapan bahwa keadaan akan menjadi lebih baik di esok hari. aku mencintai rumput-rumput yang berada di bawah kakiku.. aku mencintai pohon-pohon yang selalu memberikan keteduhan siapapun yang berteduh di bawahnya. aku mencintai angin yang berhembus dan menerpa wajahku.. aku mencintai air yang selalu memberikan kesegaran bagiku.. Dan aku mencintai langit, awan, hujan, mendung, serta pelangi yang senantiasa mewarnai kehidupanku.. aku mencintai setiap orang yang pernah bertemu denganku.. meski hanya bertemu untuk beberapa menit saja, namun mereka adalah kiriman Tuhan yang bertugas untuk mengajarkan sesuatu kepadaku aku mencintai setiap hembusan nafas yang keluar dari hidungku. hal tersebut selalu mengingatkanku bahwa aku masih diberi kesempatan untuk menjalani hidup ini.. .... "


tulisan di atas adalah penggalan dari tulisan yang aku buat tahun 2009 lalu di notes akun jejaring sosial facebook. itu adalah sebuah pengakuan terdalam yang aku tuangkan dalam sebuah tulisan, tepatnya tulisan akan sebuah kekalahan. pengakuan akan kekalahan melawan sebuah 'penyakit', yang sebenarnya tidak perlu dikhawatrikan terlalu dalam. karena nyatanya, setelah 2 tahun berlalu semenjak aku menulis tulisan tersebut, aku masih dapat bertahan dan bernafas hingga saat ini.

memang tulisan di atas tidak ada nada kepesimisan sama sekali, namun sebenarnya, keseluruhan dari tulisan tersebut sangatlah pesimis. mungkin itulah tulisan paling pesimis yang pernah aku buat selama hidup ini.

memang tidak ada gunanya mengasihani diri sendiri akan keadaan kita, karena hal tersebut hanya akan membuat keadaan menjadi lebih buruk. dan meskipun hingga saat ini, belum ada 'obat' dalam bentuk materi yang bisa langsung dengan sekejap menyembuhkan 'penyakit' tersebut, namun ada satu 'obat' yang memang terbukti manjur untuk meredakannya; meskipun 'obat' tersebut tidak berbentuk secara fisik; yaitu selalu memberikan kebaikan kepada orang lain.
dengan memberikan kebaikan kepada orang lain, kita akan mendapatkan suatu energi, yang sulit untuk dijelaskan, yang akan memberikan kekuatan kepada kita. dan jika kita memberikannya tiap hari, sekecil apapun, maka kekuatan tersebut akan senantiasa muncul di dalam diri kita; sehingga kita pun akhirnya dapat melanjutkan perjalanan. hal ini pulalah yang senantiasa membuat diri ini bertahan hingga detik ini.

Related Articles

1 comment:

  1. mas pondraa.... kayake kemaren aku comment di blog (yang kukira punyamu) tentang musik2 gitu.. T.T
    hehe...
    :D

    ReplyDelete

Powered by Blogger.