The Weatherman by Gregory Alan Isakov
Don’t judge a book by its cover - Sering istilah tersebut kita temui untuk meyakinkan bahwa jangan menilai sesuatu hanya dari tampilan luarnya. Tidak saja berlaku untuk sebuah buku, namun untuk semua hal, termasuk album terbaru milik Gregory Alan Isakov, The Weatherman. Karena pada akhirnya, sebuah paradoxlah yang saya temukan setelah mendengarkan album The Weatherman tersebut.
Saya memang telah lama tau nama Gregory Alan Isakov di internet, namun baru beberapa bulan belakangan saya mencoba mendengarkan karyanya, dimulai dengan The Weatherman. Pada awalnya saya sempat ragu untuk mencoba mendengarkan The Weatherman - mengingat sampul album yang jauh dari kesan menarik dan bisa dibilang terlalu monoton serta tanpa komposisi letak yang baik (entah apa ini karena selera fotografi saya yang buruk.)
Namun saya tetap mendownload album The Weatherman mengingat pertengahan tahun 2013 serasa sepi akan album baru dari musisi favorit saya. Setidaknya, Gregory Alan Isakov adalah seorang musisi folk, genre yang mampu memuaskan hasrat saya dengan gitar akustiknya. Toh tidak ada salahnya mencoba hal yang baru, siapa tau album tersebut malah jauh lebih bagus dari apa yg saya bayangkan.
Ternyata memang benar, setelah mendengar beberapa kali The Weatherman, saya langsung terhipnotis dengan materinya. Album yang sebelumnya saya pandang sebelah mata kini menjadi salah satu album termenarik yang pernah saya dengarkan di tahun ini. Bisa jadi hal ini karena perasaan hati saya yang mampu terakomodir melalui alunan nada di album tersebut.
Satu kesan yang saya dapatkan setelah mendengarkan album The Weatherman adalah "nostalgia". Yup, sejak lagu pertama "Amsterdam"dinyanyikan, kesan nostalgia yang ditampilkan sangat kental dan terasa. Tentu karena album tersebut direkam di daerah pegunungan Colorado dengan peralatan non-digital yang memberikan kesan nostalgia saat direkam.
Seperti dalam lagu "Living Proof", single dari album The Weatherman. Kesan nostalgia sangat nampak dari awal hingga akhir lagu. Sound musik yang sedikit grainny, nada dengan beberapa kunci minor, ditambah dengan cara menyanyi yang terkesan oldies menjadikan track yang satu ini sangat menawan. Tak terkecuali, video klip dengan latar abandoned amusement park menjadikan kesan nostalgia atau kerinduan akan kenangan indah masa lalu tergambar dengan sangat jelas.
Dalam "St. Valentine", salah satu lagu favorit saya di album ini, nuansa folk dengan sedikit sentuhan bluegrass sangat terasa. Banjo yang sepertinya menjadi instrumen penting di lagu ini serasa melengkapi komposisi musik nan sederhana namun tetap nyaman untuk didengarkan. Di lagu kedua inilah, awal mula saya terkesan dengan album The Weatherman.
Meski ditulis dalam lirik yang sulit dimengerti oleh non-native speaker seperti saya, tapi lirik dalam setiap lagu terangkai dalam kumpulan kata yang menawan. Salah satu contoh yang indah menurut saya "but I'd never say "I love you," dear just to hear you say it back" dalam lagu She Always Takes It Black. To the point tapi tetap mengena. Dengan iringan gitar akustik yang mengalun lembut dan tenang, menjadikan lagu tersebut sebagai penutup yang sangat manis dan menggugah.
Dalam websitenya, Gregory Alan Isakov mengatakan bahwa ide dari The Weatherman itu sendiri adalah tentang peramal cuaca di TV atau radio yang meramalkan cuaca. Bisa dibilang peramal cuaca memberitakan akan masa depan - sebuah keajaiban duniawi yang tidak lagi dipedulikan. Konsep itulah yang akhirnya menginspirasi keseluruhan materi album The Weatherman; bagaimana kita memperhatikan keajaiban-keajaiban kecil yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Sesederhana itu namun sangat menginspirasi, dan tentunya tersampaikan dengan sangat apik di album ini.
Saya pun akhirnya berpikir kembali, ternyata memang banyak hal luar biasa dalam hal-hal kecil dan sederhana. Seandainya kita memperhatikannya, kita akan terkesan dengan apa yang ada dalam hal-hal tersebut. The Weatherman menjadi salah satu contoh nyata dari hal tersebut, bahwa album yang sebelumnya tidak saya pertimbangan untuk didengar, menjadi salah satu album yang paling sering saya dengarkan di tahun ini.
0 comments:
Post a Comment